Cerita Perubahan

Written by Kamis, 24 April 2014 Published in Cerita Perubahan
Oleh : Diana Putri AriniEmail : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. Kasus pelecehan siswa TK yang bersekolah di Jakarta International School  menjadi perhatian publik akhir-akhir ini.  Publik menjadi heran bagaimana mungkin sekolah yang bertaraf internasional dengan pengamanan ketat yang diawasi sekitar 3600 kamera cctv bisa menjadi tempat kejadian perkara pelecehan seksual. Ternyata 3600 kamera cctv itu tidak ada satupun yang diletakkan di pintu toilet atau koridor mengarah ke toilet. Hal inilah dijadikan titik buta (blind spot) pelaku untuk melakukan aksinya. Korbannya seorang anak TK berusia 5 tahun yang dilecehkan oleh 2 orang petugas kebersihan di dalam toilet. Ibu si anak TK menyadari keanehan anak ketika anaknya menginggau dalam tidurnya, tidak berani ke toilet dan kembali mengompol. Sang anak tidak menceritakan kejadian tersebut sampai akhirnya guru sekolahnya menggunakan suatu cara khusus agar anak bercerita. Pengakuan si anak mengejutkan semua pihak baik orangtua, guru, masyarakat. Publik…
Written by Kamis, 24 April 2014 Published in Cerita Perubahan
Oleh : Diana Putri AriniEmail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.  21 April merupakan hari nasional Indonesia untuk memperingati R.A. Kartini, seorang perempuan kelahiran Jepara yang dianggap pelopor gerakan emansipasi perempuan. Nama Kartini bukan hanya dijadikan hari nasional, melainkan juga menjadi lagu. Disana kemudian timbul pro dan kontra dari masyarakat sendiri, mengapa harus Kartini? Kenyataannya sebelum Kartini sudah ada pahlawan perempuan lainnya dari tanah luar Jawa yang sudah melakukan pelopor gerakan perempuan. Sebutlah Cut Nyak Dien dari Aceh yang mengusir Portugis dari tanah Aceh atau Christina Marta Tiahahu dari Maluku yang berupaya melakukan penyerangan terhadap Portugis. Memang sejarah Indonesia terkesan Jawa-sentris dengan sendirinya menganggap remeh fakta-fakta di luar Jawa.   Jika Kartini pada tahun tersebut baru bisa berdiskusi, mempunyai visi besar, surat-menyurat dengan teman-temannya di Belanda dalam rangka memperluas wawasannya, dan mengajar di kediamannya. Maka Laksamana Malahayati, para perempuan Aceh sudah melakukan penyerangan terhadap bangsa…
Written by Selasa, 22 April 2014 Published in Cerita Perubahan
Oleh : Ratnasari NugraheniEmail : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. Seratus tiga puluh lima tahun silam di Jepara, Jawa Tengah, lahirlah seorang perempuan yang diberi nama Raden Ajeng Kartini. Tanggal kelahirannya, yakni 21 April menjadi momentum emansipasi terhadap kaum perempuan. Pendidikan menjadi poros utama yang diperjuangkan Kartini di eranya, di mana waktu itu perempuan tidak diperbolehkan untuk mengenyam bangku pendidikan. Lalu bagaimana dengan perjuangan perempuan masa kini, terlebih para remaja? Kini, peringatan hari perjuangan perempuan Indonesia dirayakan dalam balutan berbagai kegiatan dan perlombaan. Secara umum, hal-hal tersebut selalu saja sama dari tahun ke tahun, yakni dengan penggunaan kebaya dan lomba memasak di sekolah-sekolah. Keidentikan peringatan Kartini tersebut patut dicermati kembali, di mana kegiatan-kegiatan tersebut masih mencerminkan penggambaran perempuan dalam budaya partriarkal. Perempuan masih diidentikkan dengan pakaiannya (penggunaan kebaya) dan tugasnya di dapur (lomba memasak). Sejak dini melalui sekolah dan lingkungan, perempuan masih ditanamkan pada…
Written by Sabtu, 19 April 2014 Published in Cerita Perubahan
Oleh : Diana Putri AriniEmail : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. Sebuah cerita, YS adalah seorang perempuan berusia 19 tahun yang sedang gundah gulana setelah melihat hasil positif di tes kehamilannya. Dia sudah menyadari ada keanehan tubuhnya, menduga dirinya hamil dan hal itu terbukti. Akhirnya, YS melapor ke pacarnya jika dia sedang mengandung , AB pacarnya, terkejut tak percaya. AB berkata dia tidak siap menjadi ayah lantaran mereka masih kuliah, kebutuhan finansial saja masih ditanggung orangtua, lagipula dia masih terlalu muda untuk menjadi ayah. YS menjadi ragu, dia juga takut dan malu, takut membayangkan reaksi orangtuanya dan orang lain jika tahu dia hamil. Orang-orang akan menganggapnya bukan perempuan baik-baik.    AB kemudian berjanji bertanggung jawab, YS mempercayainya, namun selama seminggu AB menghilang. YS panik dan stress, dia berusaha menghilangkan janin di perutnya dengan cara meminum teh pelangsing, soda dan nanas muda yang dipercaya dapat mengugurkan…
Written by Senin, 14 April 2014 Published in Cerita Perubahan
Oleh : Diana Putri AriniEmail : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. Seringkali kita heran mengapa seorang perempuan yang menjadi penyintas dalam hubungan kekerasan baik dalam pernikahan, pacaran atau pun keluarganya, memutuskan kembali lagi bersama pelaku. Orang-orang sekitar seringkali berusaha mencegahnya untuk kembali pada pasangannya, meski dia sadar hubungan tersebut merugikannya, dia tetap menjalin kembali hubungan yang sudah dia tinggalkan sebelumnya. Fenomena inilah yang disebut oleh Dutton dan Painter (1981) sebagai traumatic bonding atau ikatan trauma. Ikatan trauma inilah yang menjelaskan mengapa penyintas wanita dalam hubungan kekerasan kembali lagi pada pasangannya yang sudah dia tinggalkan. Ikatan (bonding) menurut Selye (2008) adalah proses biologis dan emosional yang membuat orang merasa memiliki ikatan sehingga membuatnya menjadi orang penting dalam hidupnya dari waktu ke waktu. Tidak seperti perasaan cinta ataupun rasa hormat, kepercayaan, ikatan ini bukanlah sesuatu yang bisa hilang. Ikatan bisa terjadi pada siapa saja pada sahabat,…
46136078
Today
This Week
This Month
Last Month
All
4524
25181
294964
279406
46136078