Pertemuan itu memang sudah diagendakan dua bulan yang lalu. Begini ceritanya, setelah program Laki-Laki Peduli berakhir, pada penghujung 2015 kami membuat pertemuan gabungan di balai desa Bendung, dengan mengundang alumni diskusi dua jam di komunitas di Desa Bendung dan Semin, Gunungkidul, baik kelas ibu, ayah, maupun remaja. Pertemuan ini bertujuan melihat sejauh mana komitmen alumni peserta diskusi untuk menindaklanjuti pertemuan ke depan meski program sudah berakhir. Pada pertemuan ini kami berupaya menggali pembelajaran-pembelajaran yang mengesankan untuk mereka. Ternyata banyak hal positif yang mereka dapatkan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Mereka mulai bisa mengontrol emosi (dengan menerapkan manajemen time out), membangun komunikasi dengan pasangan, lebih dekat dengan anak, terlibat dalam pekerjaan rumah tangga, bekerja sama dalam mengambil keputusan, dan lain-lain. Mas Jatmiko bercerita, dulu, ia dengan istrinya ungkur-ungkuran[1], “Bapak madep ke sana, ibu madep ke sini.” Dia merasa komunikasi dengan…