Kampus menutupi kasus pelecehan seksual dan lebih memilih solusi "kekeluargaan." tirto.id - “Mbak, sedang di kampus, enggak?” Ikhaputri Widiantini, dosen filsafat di Universitas Indonesia, mengisahkan ulang satu cerita dari mantan mahasiswinya. Siang itu ia tiba-tiba ditelepon. “Ini di kampus. Eh, kamu apa kabar?” Upi, panggilan sehari-harinya, kebetulan sudah lama tak mendengar kabar si mahasiswi itu, yang memang sudah lulus. “Boleh jemput aku di depan, enggak?” Upi heran saat ditanya begitu, tapi tak terkejut. Bekas mahasiswinya itu lanjut bertanya tentang beberapa nama. “Ada orang ini, enggak? Ada orang ini, enggak?” Upi enggan menyebut nama-nama tersebut, “Terus aku bilang, enggak ada, enggak…