Oleh: Megafirmawantiemail: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya. Jumat 25 April 2014, tepatnya pada pukul satu siang, kurang lebih 20 orang sedang duduk bersama di Aula Rifka Annisa. Wajah mereka tampak ceria dan bersemangat. Mereka tengah menunggu diskusi bersama Nur Hasyim, alias Mas Boim, temanya tentang politik maskulinitas. Sebagai pembicara, Mas Boim yang baru pulang dari Australia itu membuka obrolannya dengan tawa renyah dan sapa hangat kepada peserta diskusi. Dalam pembukaan materinya, Mas Boim mengingatkan tentang sejarah lahirnya gerakan laki-laki peduli, gerakan laki-laki baru, ataupun konseling laki-laki. Mas Boim membuka memori para peserta diskusi, bahwa gerakan-gerakan diatas lahir karena adanya interaksi laki-laki dengan gerakan feminisme.…