Oleh: Megafirmawanti
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
May Day, begitu kira-kira sebutan setiap datangnya bulan Mei. Mengapa? mungkin karena pada bulan itu ada beberapa hari yang dianggap istimewa bagi sebagian kalangan. Ya, sebagian kalangan saja, karena rupanya tidak semua kalangan mengindahkan datangnya hari itu.
Hari buruh sedunia, tepat pada tanggal 1 Mei, tahun ini jatuh pada hari Kamis. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Hari Buruh Internasional itu selalu mendapat protes dari masyarakat kalangan elit. Tentu saja protes itu mengalir deras, karena pada hari itu, para Buruh, Aktivis, dan siapa saja yang masih mau memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan turun ke jalan walau panas menghampiri. Tak lain, hanyalah untuk menyuarakan bahwa masih banyak saudara-saudara di belahan dunia, pun Indonesia, yang tidak mendapatkan haknya sebagai manusia.
Perempuan, adalah satu entitas yang terkena dampak diskriminasi tersebut. Masih saja perempuan diberikan upah yang lebih rendah daripada laki-laki. Tak hanya itu, perempuan ternyata tidak diberi keringanan saat ia sedang mengalami masa-masa reproduksinya hamil dan melahirkan. Jika masih demikian yang terjadi? Maka May Day masih tetap May Day. Hari Buruh mengingatkan kembali pada pemerintah dan pengusaha, bahwa buruh adalah manusia yang patut dipenuhi hak-haknya.