Oleh: R. Andadari Raya Hanantari
Buku yang berjudul, ‘Membangun Keluarga Bahagia memberikan bimbingan kepada pasangan untuk membangun keluarga yang sehat dan bahagia melalui kerjasama dan tanggung jawab yang setara baik antara suami dan istri maupun calon suami dan calon istri. Bimbingan yang diberikan buku tersebut juga merupakan upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan membantu pasangan untuk mencari jalan keluar dari konflik yang dihadapi keluarganya.
Salah satu poin penting dalam buku ini, untuk membangun keluarga bahagia, setiap anggota keluarga harus memahami hak atas kesehatan seksual dan reproduksinya. Contohnya adalah, hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi, hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehiduan berkeluarga dan kehidupan reproduksi, hak atas kerahasiaan pribadi dengan kehidupan reproduksinya terkait dengan informasi pendidikan dan pelayanan, hak untuk bebas dari penganiyaan dan perlakuan buruk termasuk perlindungan dari pemerkosaan, kekerasan, penyiksaan, dan pelecehan seksual. Dengan memahami hak-hak tersebut, setiap individu akan memiliki aktivitas reproduksi yang sehat dan keluarga yang sehat.
Keluarga dibangun oleh dua individu yang berbeda, yang memiliki latar belakang budaya, pendidikan, status sosial dan ekonomi yang berbeda. Perbedaan tersebut membuat konflik tidak dapat dihindari. Konflik berakar dari berbagai aspek, contohnya perekonomian keluarga, pengasuhan anak, dan miskomunikasi antara suami dan istri. Sehingga, untuk membangun keluarga bahagia, pasangan harus harus mampu menghadapi konflik dalam keluarga. Di sisi lainnya, konflik yang berkepanjangan dan tidak dapat diselesaikan kerap menyebabkan KDRT, yang pada umumnya terjadi pada wanita. Buku ini juga menjelaskan siklus konflik yang menyebabkan KDRT: Fase bulan madu – pertengkaran kecil – pertengkaran besar – KDRT – saling memaafkan – fase bulan madu – pertengakaran yang lebih besar – KDRT – saling memaafkan – berulang.
Konflik antar pasangan tidak dapat dihindari, baik sumi dan istri harus menyelesaikan masalah tersebut. Salah satu metode mendasar untuk menyelesaikan masalah keluarga adalah dengan komunikasi yang efektif. Hal ini dapat tercapai dengan menerapkan beberapa prinsipnya, antara lain adalah, saling menghormati, saling mengerti satu sama lain, dan fokus kepada tujuan utama. Selain itu, komunikasi juga penting untuk menyelesaikan masalah perekonomian keluarga, yang membutuhkan kejujuran, pengertian, kesepakatan dan keadilan.
Buku ini juga menekankan kewajiban yang setara antara suami dan istri. Contohnya adalah, suami dan istri sama-sama bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan mengatur kewajiban rumah tangga bersama. Suami dan istri juga harus memiliki peran dan kewajiban yang setara yang didasari oleh keahlian, kemampuan, dan kekurangan masing-masing. Hal tersebut dapat dikaitkan dalam aspek mengasuh anak. Peran yang seimbang dan setara antara suami istri dalam mengasuh anak memberikan perhatian yang lebih besar terhadap anak, kasih sayang yang lebih besar kepada anak, dan rasa aman.
Apabila konflik tidak dapat dihadapi dengan komunikasi, saling menghormati, dan saling mengerti satu sama lain, pasangan tersebut dapat meminta bantuan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan konflik dalam keluarga.
Buku ini dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari untuk membangun keluarga yang sehat dan bahagia. Buku ini sangat ringan dibaca dengan pilihan kata yang familiar, sehingga pembaca dapat memahami secara mendalam. Buku ini juga menggunakan pendekatan agama yang membuat setiap poin dan ide yang disampaikan berhubungan dan nyata bagi pembaca. Panduan yang diberikan juga sangat membantu untuk mengurangi eskalasi konflik di dalam keluarga, mengatur permasalahan keluarga, dan menghindari KDRT.[]