Rabu, (1/5/2013) ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja baik dari buruh pabrik maupun jasa wilayah Sleman, Bantul dan Kota, serta organisasi mahasiswa di Jogja turun ke jalan guna memperingati Hari Buruh Internasional. Mereka tergabung dalam Komite Aksi May Day atau Hari Buruh Sedunia yang ke 124.
Aksi yang dimulai pada jam 10.00 WIB dari Taman Parkir Abu Bakar Ali, Malioboro. Mereka melakukan long march ke beberapa titik, yaitu Gedung DPRD tingkat I DIY di Malioboro, depan Gedung kantor Gubernur DIY, dan terakhir menuju Nol Kilometer.
Dalam aksinya, ratusan buruh ini melakukan aksi teaterikal yang menggambarkan tuntutan penghapusan sistem kontrak, upah layak, dan jaminan kesehatan, selain itu menyindir para pemodal atau pengusaha yang semena-mena terhadap para buruh. Dengan berbagai spanduk bertuliskan berbagai tuntutan buruh, mereka juga melakukan orasi di sepanjang Jl Malioboro dan membagikan kertas-kertas brosur yang berisi pernyataan sikap.
Beberapa tuntutan para buruh dalam pernyataan sikapnya adalah melawan politik upah murah, berikan upah yang layak terhadap buruh, berikan jaminan kesehatan, jaminan keselamatan kerja, hapus sistem kerja kontrak dan outsourcing. Lawan pemberangusan serikat buruh, para buruh harus bebas berekspresi dan berserikat, tolak RUU Ormas, dan beberapa tuntutan lainnya. “Sistem kerja kontrak dan outsourcing jelas-jelas merugikan buruh dan hanya menguntungkan kalangan pengusaha saja,” ujar koordinator aksi, Kirnadi.
Acara tersebut juga didukung Polda Yogyakarta, beberapa kasus pekerja yang masuk di kepolisian akan diproses dan diselesaikan, saat ini kasus yang ditangani banyak penyelewengan yang dilakukan perusahaan terhadap para buruh dengan tidak memberikan jamsosteknya. Hal ini harus ditangani agar buruh bisa mendapatkan hak dan kesejahteraanya. Jelas Polda Yogyakarta.
Oleh: Ani Rufaida