Written by Selasa, 08 Oktober 2013 Published in Berita
Selasa, 17 Juni 2013 Badan Pembedayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Gunung Kidul bekerjasama dengan Biro Kesra DIY menggelar Rakerda Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Ruang Rapat BPMPKB Kab. Gunung Kidul, yang bertempat Jln. Ksatrian  No 38 Wonosari. Acara yang dihadiri dari berbagai SKPD setempat, organisasi kemasyarakatan, LSM, dilakukan dalam rangka melaksnakan rapat kerja daerah bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak  wilyah Kab. Gunung Kidul. Warno selaku Biro Kesra DIY dalam sambutannya menyampaikan beberapa hal terkait dalam penanganan pemberdayaan (PP) perempuan dan perlindugan anak (PA), PP dan PA sampai saat ini mengalami beberapa hambatan diantaranya masih minimnya pemahaman…
Written by Rabu, 09 Oktober 2013 Published in Berita
Minggu 23 Juni 2013, Rifka Annisa bekerjasama dengan jaringan perlindungan anak (JPA) Desa Bleberan,  menyelenggarakan Workshop Monitoring On Case Handling And Prevention System terkait penanganan korban perdagangan manusia. Acara yang berlangsung di Balai Desa Bleberan dimulai pukul 09.00 diikuti warga Desa Bleberan dari semua tingkat dusun dan penggerak PKK.Dalam workshop ini juga sekaligus mengevaluasi terkait program JPA dalam penanganan yang ada di desa, pertama perubahan nama JPA menjadi FPK2PA (forum penanganan korban kekerasan perempuan dan anak), hal ini sebagai upaya untuk menyesuaikan kelembagaan JPA di Desa Bleberan di tingkat atasnya, sehingga ada jalur koordinasi dan dasar hukum yang jelas baik…
Written by Rabu, 09 Oktober 2013 Published in Berita
Keinginan seksual merupakan dorongan alami manusia. Termasuk juga bagi difabel. Sayangnya, masih ada anggapan bahwa sebagian difabel identik dengan aseksual. Permasalahan ini dibahas pada Diskusi Seksualitas Perempuan Difabel, 4 Desember lalu di Pendapa Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Menurut dr Pariawan Lutfi Ghazali M.Kes, dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia, terjadinya diskriminasi terhadap difabel berawal dari definisi sehat. Selama ini seseorang disebut sehat ketika maksimal di semua bidang. Padahal, ketika kehilangan salah satu anggota tubuhnya dan sembuh setelah dirawat, maka ia sudah disebut sehat secara klinis. Sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan dari aspek kesehatan yang bermakna dari…
46538885
Today
This Week
This Month
Last Month
All
7607
47252
47252
343878
46538885