Keinginan seksual merupakan dorongan alami manusia. Termasuk juga bagi difabel. Sayangnya, masih ada anggapan bahwa sebagian difabel identik dengan aseksual. Permasalahan ini dibahas pada Diskusi Seksualitas Perempuan Difabel, 4 Desember lalu di Pendapa Universitas Widya Mataram Yogyakarta. Menurut dr Pariawan Lutfi Ghazali M.Kes, dosen Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Indonesia, terjadinya diskriminasi terhadap difabel berawal dari definisi sehat. Selama ini seseorang disebut sehat ketika maksimal di semua bidang. Padahal, ketika kehilangan salah satu anggota tubuhnya dan sembuh setelah dirawat, maka ia sudah disebut sehat secara klinis. Sehingga sebenarnya tidak ada perbedaan dari aspek kesehatan yang bermakna dari…