Anak biasanya lebih sering curhat ke ibu daripada ke ayahnya. Tak heran kadang seorang ayah bingung dengan apa yang sebenarnya sedang dialami oleh anak. Apakah ia sedang merasa sedih, malu, marah, atau takut. Ayah memiliki kapasitas yang sama dengan ibu dalam mengenal dinamika kehidupan anak-anak, termasuk perasaan-perasaan mereka. Saat anak bersedih, atau anak merasa takut akan sesuatu, bukan hanya tugas ibu seorang untuk menolong mereka mengatasi permasalahan tersebut.
Beberapa cara di bawah ini mungkin dapat digunakan Ayah dalam rangka menolong anak mengatasi perasaan-perasaannya.
Mengatasi Perasaan Bersalah Anak
Masalah 1 : Rasa bersalah yang semu
Suatu ketika, anak Anda bisa saja merasa sangat bersalah kepada teman-temannya karena ia tidak berhasil membawa nama baik kelasnya dalam pertandingan cerdas cermat di sekolah. Sepanjang hari ia tampak murung, dan terlihat menyalahkan dirinya sendiri karena begitu bodoh, tidak bisa membuat kelasnya menjadi juara. Pada saat anak merasa bersalah, yang perlu Ayah lakukan sebagai orang tua adalah menolong anak untuk membedakan apakah perasaan bersalahnya itu benar, ataukah sekedar perasaan bersalah yang semu.
Dalam kasus di atas, Ayah sebaiknya mendorong anak agar mau menceritakan kronologi tentang pertandingan tersebut. Anak perlu ditolong untuk menyadari bahwa dalam setiap pertandingan pasti ada yang kalah, dan itu adalah hal yang biasa. Kalaupun teman-temannya mempersalahnnya, itu hanya karena mereka merasa kecewa. Anda harus tekankan kepada anak, bahwa kekalahan dalam suatu pertandingan adalah sebuah kesempatan baginya untuk berlatih lebih keras lagi.
Masalah 2 : Rasa bersalah yang sebenarnya
Si kecil tanpa sengaja menumpahkan segelas susu di atas sofa teman Anda ketika bertamu. Bukan hanya Anda yang malu dan merasa bersalah pada teman Anda, si kecil pun merasakan hal yang sama. Sebagai ayah yang bijaksana, Anda seharusnya tahu persis bahwa kecelakaan tersebut merupakan siksaan bagi si kecil. Meski Anda rasanya ingin menumpahkan kemarahan pada anak, namun bertindaklah bijaksana dengan membantu mengarahkan perasaan bersalah anak ke arah yang tepat. Ajak segera si kecil untuk membersihkan tumpahan susu itu.
Setelah selesai, berbicaralah secara pribadi dengan anak. Katakan jika Anda tahu bahwa yang dilakukannya adalah sebuah kecelakaan yang tidak disengaja. Kemudian, minta anak untuk meminta maaf pada si pemilik rumah. Tentu saja bersama dengan Anda yang mendampinginya. Mengarahkan rasa bersalah bukan hanya menolong anak agar bisa membedakan antara perasaan bersalah yang benar dan yang semu, tapi juga mengasah hati nurani mereka agar mereka benar-benar merasa bersalah ketika mereka melakukan kesalahan.
Mengatasi Rasa Malu Anak
Di suatu pesta, anak Anda tiba-tiba menggandeng tangan seorang bapak yang memakai kemeja berwarna persis seperti yang dikenakan Anda. Tentu ia merasa sangat malu ketika sadar bahwa itu bukanlah ayahnya. Peristiwa ini mungkin terlihat lucu di mata Anda, tapi tidak untuk anak Anda.
Segera dekati anak Anda, dan ucapkan dengan nada bercanda bahwa dulu Anda pun pernah mengalami hal serupa dengannya. Ajak anak bersama-sama menertawakan kekonyolan yang pernah Anda berdua lakukan. Hal ini akan membuat hatinya ringan karena ia tahu ternyata bukan hanya dirinya yang pernah mengalami hal memalukan itu.
Ya, salah satu obat manjur untuk mengatasi rasa malu adalah menertawakan diri sendiri. Anak yang terbiasa hidup dalam keluarga yang dapat diajak tertawa bersama akan tumbuh menjadi anak yang memiliki sikap positif, bahkan ketika ia tanpa sengaja melakukan kesalahan-kesalahan kecil.
Mengatasi Rasa Sedih Anak
Masalah 1 : Rasa sedih yang disebabkan oleh faktor dari dalam
Si kecil terus-menerus menangis karena ia tidak diijinkan bermain ke rumah kawannya. Padahal sudah dijelaskan bahwa larangan tersebut diberikan karena ia masih memiliki PR yang harus dikerjakan.
Kesedihan dari dalam diri dapat diatasi dengan disiplin dan kelembutan kasih yang tegas dari Anda sebagai orang tua. Jelaskan pada anak bahwa percuma saja jika ia terus menangis, karena Anda tetap tak akan mengabulkan permintaannya. Katakan bahwa hal ini Anda lakukan karena Anda ingin ia belajar bertanggung jawab dalam menyelesaikan apa yang menjadi kewajibannya, yaitu membuat PR.
Masalah 2: Rasa sedih yang disebabkan oleh faktor dari luar
Anak Anda merasa sangat kehilangan neneknya yang baru saja meninggal. Ia mejadi lebih sering berdiam diri dan melamun. Menghadapi kesedihan yang disebabkan oleh hal di luar diri anak memang lebih sulit, apalagi jika anak belum sanggup memakai rasio untuk mengatasi kesedihannya. Dalam hal ini, Anda harus mendampinginya dan menerima kesedihan hatinya. Saat anak sudah tampak lebih siap, mulailah untuk membicarakan konsep kematian seperti yang terjadi pada sang nenek. Jelaskan dengan menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dicerna oleh pikiran anak, hingga akhirnya ia dapat mengerti.
Mengatasi Rasa Takut Anak
Si kecil begitu ketakutan setelah bertemu dengan badut di sebuah taman bermain. Dia gemetar dan menangis ketika badut menghampirinya. Segera hampiri si kecil dan peluklah ia erta-erat. Kemudian ajak si kecil menjauh sambil menjelaskan tentang konsep badut yang sebenarnya hanyalah manusia biasa berbungkus topeng. Anda perlu menyadari bahwa seperti halnya rasa malu, rasa takut adalah perasaan negatif yang tidak mudah diusir dengan suatu perintah. Rasa takut datang begitu saja dan hanya dapat diusir jika ada rasa aman yang menggantikan posisinya.
Yang perlu Anda ingat adalah, ketika anak takut dan belum mampu menguasai rasa takutnya, ia perlu terlebih dahulu dijauhkan dari obyek yang menakutkannya. Memaksa anak untuk berani menghadapi obyek yang membuatnya takut hanya akan memperparah rasa takutnya. Jadi, ajaklah ia untuk melihat dan mengamati objek yang menakutkannya dari jauh, sambil Anda tetap menjelaskan hal-hal positif tentang objek yang ditakutinya.
Aditya Putra Kurniawan
Peneliti di Rifka Annisa WCC