Rabu, tanggal 8 Maret 2016, Rifka Annisa beserta jaringan menyeleggarakan aksi damai di Wonosari, Kab. Gunungkidul, Yogyakarta. Tema aksinya 'Diam Bukan Solusi Menyikapi Tingginya Angka Kehamilan dan Kekerasan Seksual terhadap Anak di Gunungkidul'. Karena hari tersebut adalah Hari Perempuan Sedunia dan untuk menarik perhatian hal kehamilan di kalangan remaja dan kekerasan seksual terhadap anak di Gunungkidul, aksi dilakukan oleh beberapa organisasi dan diikuti oleh masyarakat.
Di Kabupaten Gunungkidul, jumlah kasus-kasus terkait kehamilan di kalangan remaja dan kekerasan seksual terhadap remaja dan anak menambah. Juga ada masalah dengan kasus persalinan remaja dan perkara dispensasi kawin yang sebagian diajukan disebabkan karena kasus hamil di luar nikah. Kasus-kasus kekerasan seksual di Kab. Gunungkidul yang masuk ke Rifka Annisa WCC adalah kasus-kasus dimana kebanyakan korban masih berusia remaja dan anak. Masyarakat harus bekerja sama untuk menanganinya. Untuk mencegah kehamilan dan kekerasan seksual terhadap anak, maka orang tua, guru, pemerintah desa dan masyarakat harus gotong royong. Agar anak-anak Gunungkidul tidak menjadi korban kehamilan dan kekerasan seksual, sehingga fungsi pendidik, tanggung jawab masyarakat dan komitmen birokrat harus dikuatkan.
Untuk mencapai tujuan-tujuan itu aksi Rifka Annisa dilangsungkan. Ada banyak spanduk yang mendukung, menarik perhatian dan menyebarkan pesan. Selama aksi, beberapa orang memberikan orasi-orasi untuk advokasi tentang penghapusan kekerasan seksual terhadap anak di Gunungkidul. Jadi beberapa orang melihat aksi dan mendengarkan orasi-orasi dengan ingin tahu untuk menerima informasi dan menjadi mampu berkomunikasi. []
Penulis: Lisa Hallmann, mahasiswi Etnologi di Universitas Heidelberg, Jerman.