Berbagi Hal Baru: Sharing tentang Kesehatan Reproduksi Remaja

Written by  Jumat, 18 Juli 2014 10:37

Oleh: Ani Rufaida
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Minggu, 13/7/2014 pukul 09.30 di Balai Desa Mertelu. Rifka Annisa bersama komunitas pemuda Desa Mertelu melakukan sharing ilmu mengenai isu kesehatan reproduksi dan kekerasan dalam pacaran. Kegiatan diawali dengan memutarkan film tentang pacaran, yang berjudul Married By accident. Film ini mengisahkan tentang anak muda yang menjalin hubungan pacaran dan mengalami kehamilan yang tidak direncanakan. 

Fasilitator mengajak untuk sharing tentang pengalaman mereka ketika berpacaran. Ketika ditanya apa yang dilakukan ketika pacaran? “Facebookan, BBMan, jalan-jalan, mengerjakan tugas bareng, makan”, tegas Fajar, salah satu peserta diskusi”. Lebih lanjut, peserta diajak berefleksi melalui film yang diputar.

“Banyak perubahan yang terjadi di usia remaja, kita bisa menyebut usia remaja usia yang sangat penting karena banyak peristiwa penting, masa konflik, masa peralihan dan masa terjadinya banyak perubahan baik itu secara psikis, fisik, emosi, maupun perilaku seksual” Ungkap fasilitator.

Dalam diskusi, peserta mengungkapkan “perubahan fisik yang dialami laki-laki diantaranya tumbuh rambut di ketiak, kelamin, berkumis, jakun, pita suara membesar, demikian juga perubahan fisik yang dialami perempuan payudara membesar, pinggul membesar, pita suara membesar. Selanjutnya secara psikis remaja mudah marah-marah, temperamental, ingin diakui oleh teman-teman, lebih banyak bermain diluar bersama teman-teman dibanding dengan keluarga, mulai butuh ruang privasi dan tertarik dengan lawan jenis”, tegas Bayu saat mempresentasikan hasil sharingnya.

Fasilitator menjelaskan mengenai 12 hak reproduksi remaja. Seperti, hak untuk hidup, hak atas kebebasan dan keamanan berkaitan dengan kehidupan reproduksi, hak untuk bebas dari segala bentuk diskriminasi dalam kehidupan berkeluarga dan kehidupan reproduksi, hak atas kerahasian pribadi dengan kehidupan reproduksinya terkait dengan informasi pendidikan dan pelayanan dan hak lainnya.

Merespon berbagai kasus kekerasan seksual yang terjadi, pendidikan kesehatan reproduksi remaja sangat penting diberikan di sekolah, meski sampai saat ini pendidikan kesehatan reproduksi diajarkan dalam muatan local bidang BK (bimbingan konseling), pembelajaran tersebut tersebut juga disesuaikan materi dan umur dalam penyampaiannya.

Menurut ia yang terjadi terhadap hubungan seksual yang beresiko bisa saja tertular penyakit  HIV AIDS, kanker rahim dan penyakit yang berhubungan dengan organ reproduksi manusia. Adapun pencegahan  yang bisa dilakukan diantaranya dengan tidak malakukan hubungan seksual, setia pada pasangan, menggunakan kondom, tidak menggunakan jarum suntik secara bersamaan, dan memelihara peralatan yang digunakan.

Read 1501 times
46414071
Today
This Week
This Month
Last Month
All
2841
87879
266316
306641
46414071