Tips Fasilitasi: Kenali Diri dan Mainkan Peran

Written by  Selasa, 08 Juli 2014 11:09

Oleh: Megafirmawanti
Email: Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.

Rifka Annisa adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dalam isu penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satu bentuk usaha penghapusan kekerasan tersebut adalah dibentuknya komunitas ayah, komunitas ibu, dan komunitas remaja putra di dua kabupaten di Yogyakarta, Gunungkidul dan Kulonprogo. Pembentukan komunitas tersebut ditujukan untuk pendampingan dalam rangka memberikan pengetahuan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan kekerasan terhadap perempuan seperti kesetaraan gender, pengasuhan anak, kekerasan dalam pacaran dan lain-lain.

Pendampingan yang dilakukan oleh Rifka Annisa salah satunya dilakukan dalam bentuk pertemuan indoor yang membahas tema-tema berbeda pada setiap sesinya. Dalam hal ini, fasilitator adalah pihak yang sangat penting. Karena pentingnya peran fasilitator tersebut, pada Jumat (4/6) Rifka Annisa mengadakan sharing dan diskusi tentang “metode fasilitasi”. Diskusi tersebut dipandu oleh Fitri Indra Harjanti dan Tiwuk Lejar yang dihadiri oleh kalangan internal Rifka Annisa.

Tidak hanya dalam bentuk diskusi, peserta juga diajak untuk simulasi terkait metode fasilitasi itu sendiri. Bentuk simulasi yang dilakukan adalah “mandala diri”, yakni sesi pengenalan diri sendiri (sebagai peserta yang akan menjadi fasilitator di komunitasnya masing-masing). Sesi ini sangatlah penting dalam sebuah pendampingan. “Untuk mengenal peserta dalam komunitas, seorang fasilitator terlebih dahulu harus mengenal dirinya sendiri” ungkap fitri selaku pemandu dalam simulasi tersebut. Selain sebagai bentuk pengenalan terhadap diri sendiri, mandala diri juga merupakan sesi untuk mengenal orang lain. Tak hanya itu, pengenalan terhadap diri sendiri juga sangat penting agar pada saat memfasilitasi, seorang fasilitator tetap menjadi dirinya sendiri, ungkap fitri menambahkan.        

Sesi sharing tersebut juga membahas tentang peran-peran fasilitator pada saat menyampaikan atau memandu sebuah diskusi. Fitri menjelaskan bahwa seorang fasilitator bukanlah berperan sebagai guru, motivator, narasumber, ataupun konselor. Tetapi, seorang fasilitator perlu memainkan peran-peran tersebut pada saat yang dibutuhkan. Seorang fasilitator perlu berperan sebagai guru saat peserta yang difasilitasi menanyakan sesuatu yang belum diketahuinya. Fasilitator juga dapat mengambil peran sebagai konselor manakala peserta yang difasilitasi bercerita tentang masalah yang sedang dihadapinya. Fasilitator dapat mengambil peran apa saja saat dibutuhkan oleh peserta yang didampingi.

Read 1434 times Last modified on Selasa, 08 Juli 2014 11:52
46781614
Today
This Week
This Month
Last Month
All
4936
16271
289981
343878
46781614