Oleh : Ratnasari Nugraheni
Email : Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya.
Rifka Annisa mengikuti NGO fair yang diselenggarakan oleh ACICIS (Australian Consortium for ‘In-Country’ Indonesian Studies), pada hari Jumat, 28 Februari 2014, bertempat di Gedung Inculs, Ruang D-114, Fakultas Ilmu Budaya UGM. Acara ini seharusnya berlangsung pada tanggal 14 Februari 2014 lalu, tepat di hari pertama Yogyakarta menaikkan level situasi provinsi menjadi status tanggap darurat hujan abu Kelud.
Meskipun sempat tertunda, hal ini tidak menyurutkan semangat para anggota LSM untuk turut ambil bagian dalam acara yang bertajuk ”Informasi LSM dan Sukarelawan di Yogyakarta” yang dimulai pukul 10.00 – 12.00 WIB. Hal ini terbukti dengan banyaknya perwakilan LSM yang hadir sejak pukul 09.00 WIB.
Tak hanya itu, antuasiasme peserta yang hadir juga sangat tinggi. Meskipun acara hanya berlangsung selama 2 jam, jumlah peserta yang hadir diperkirakan mencapai 30 orang. Stand Rifka Annisa sendiri disambangi sebanyak 21 pengunjung. Rata-rata dari mereka adalah mahasiswa yang tertarik untuk magang di Rifka Annisa.
”Saya sangat tertarik pada isu di Rifka Annisa ini karena saya akan melakukan penelitian tentang skripsi saya yang berkaitan dengan hal ini”, ujar Tamasin Young, salah satu mahasiswa jurusan hukum di Australia. Sebelumnya, di bulan Februari, Rifka Annisa juga menerima mahasiswa magang asal Australia, Yula Bardo yang sudah melakukan magang selama 1 bulan.
Terselenggaranya NGO Fair ini bertujuan untuk mendorong peserta ACICIS, mahasiswa yang berasal dari 24 perguruan tinggi di Australia, Selandia Baru, Inggris, dan Belanda, untuk bergabung dan turut berkontribusi di LSM. Sehingga mereka memiliki kegiatan lain di Indonesia selain aktifitas akademik formalnya. Berbagai bantuan yang dapat mereka berikan adalah menerjemahkan, melakukan riset, pengumpulan data, serta mengajar bahasa inggris.
Rifka Annisa pun merasa sangat terbantu dengan adanya NGO Fair ini. Tidak hanya dapat menebarkan berbagai informasi terkait isu-isu gender dan kekerasan kepada para peserta, Rifka Annisa juga mendapat informasi bahwa banyak mahasiswa non Indonesia yang tertarik akan isu-isu tersebut. Sehingga, diharapkan makin banyak mahasiswa ACICIS yang dapat bergabung bersama Rifka Annisa dalam proses magang ataupun kerelawanan.