Fenomena Stres pada Remaja

Written by  Khoirun Ni'mah Sabtu, 04 Juli 2015 09:28

Perkembangan psikologi kaitannya dengan emosi remaja, seringkali ditandai dengan ketidakstabilan pikiran dan penuh gejolak. Pada situasi seperti ini susasana hati yang sering disebut mood bisa berubah dengan sangat cepat.

Mihalyi dan Reed Larson dalam penelitiannya tahun 1984 mengungkapkan bahwa, remaja hanya memerlukan 45 menit untuk berubah suasana hati, biasanya dari perasaan “senang luar biasa” menjadi “sedih luar biasa”, sedangkan usia dewasa memerlukan beberapa jam. Stress emosional yang timbul berasal dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu-waktu. Survei terbaru dari American Psychological Assosiation (APA) menunjukkan bahwa remaja saat ini lebih mudah mengalami stress karena perilaku dan pola hidup seperti orang dewasa.

Usia remaja berada pada masa perkembangan yang seringkali mengalami masalah pertumbuhan dan perkembangan termasuk emosi dan pola pikir. Perkembangan dan pertumbuhan tersebut terkait dengan penyesuaian diri remaja terhadap tuntutan keluarga, masyarakat, dan lingkungan. Persoalan lain adalah adanya ketidakseimbangan antara perkembangan intelektual dan emosional remaja. Kemampuan intelektual remaja telah dirangsang melalui berbagai bentuk sarana prasarana yang tersedia di rumah maupun disekolah sejak dini. Sedangkan perkembangan emosional seringkali kurang diperhatikan oleh pendidik baik orangtua maupun guru mereka.

Faktor penyebab terjadinya stres pada remaja yakni bermacam-macam, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor tersebut antara lain adanya harapan orangtua yang selalu menginginkan anaknya berprestasi, perubahan suasana hati remaja yang tidak stabil, kehilangan sesuatu yang disayangi meski hal itu bisa dibilang sesuatu yang kecil bagi orang lain, terjadinya konflik dengan orangtua, saudara ataupun keluarga yang lain disebabkan perbedaan pendapat, konflik dengan pacar maupun teman dekat, dan lain sebagainya.

Gejala stres pada remaja antara lain hilang minat untuk melakukan sesuatu yang positif misalnya membantu mengerjakan pekerjaan rumah, terlihat lelah dan kekurangan energi karena jarang berolahraga, hilang selera makan yang berujung pada penurunan berat badan, rasa bersalah yang tidak pada tempatnya, tidak mampu berpikir jernih termasuk dalam menyimak pelajaran di sekolah, dan melankolik (rasa sedih yang diekspresikan secara berlebihan).

Dampak terjadinya stres pada remaja dapat berpengaruh pada kehidupannya, terlebih kehidupan sosial baik dengan keluarga, tetangga, masyarakat, maupun teman-teman. Perubahan suasana hati yang buruk akan berpengaruh pada sikap dan perilaku yang tidak baik pada orang sekitar. Misalnya mudah marah tanpa alasan yang jelas, kurangnya konsentrasi belajar yang berdampak pada turunnya prestasi akademik, menutup diri dan menghindar dari orang-orang disekitar. []

************************

Penulis adalah relawan Divisi Humas dan Media Rifka Annisa. Dapat dihubungi melalui email Alamat email ini dilindungi dari robot spam. Anda memerlukan Javascript yang aktif untuk melihatnya..

Read 3530 times Last modified on Kamis, 31 Maret 2016 20:53
46391660
Today
This Week
This Month
Last Month
All
27314
65468
243905
306641
46391660