Minggu, 15 Mei 2016, Rifka Annisa diundang oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk mengisi materi tentang Ketahanan keluarga di Wisma Melati, Umbulharjo, Yogyakarta. Kegiatan yang berlangsung dari pukul 13.00 sampai dengan pukul 15.00 WIB ini mengundang 42 peserta yang merupakan orang tua dari anak-anak penerima manfaat kegiatan Pengurangan Pekerja Anak Program Keluarga Harapan (PPAPKH) Dinsoskertans. Acara dibuka dengan perkenalan dari masing-masing peserta dengan menyebutkan nama, alamat, dan satu hal yang dibanggakan dari anak mereka. Sebagaian peserta mengatakan bahwa rata-rata anak mereka adalah anak yang rajin dan berbakti pada orangtua.
Acara diisi dengan sharing dan cerita dari masing-masing peserta terkait apa faktor penyebab anak tidak sekolah. Sepuluh orang peserta menceritakan bahwa alasan anak tidak mau melanjutkan sekolah adalah karena terpengaruh dengan lingkungan yang tidak baik, dua peserta mengatakan alasannya adalah karena jarak antara sekolah dan rumah yang terlalu jauh sehingga kesulitan dalam mengakses transportasi, dan peserta lain mengatakan bahwa alasan terbesar anak tidak mau sekolah adalah karena mereka (anak-anak) lebih tertarik untuk bekerja dari pada sekolah.
Disesi selanjutnya peserta dibagi menjadi 6 kelompok, kemudian mereka diminta untuk mendiskusikan dan menuliskan apa harapan mereka pada anak-anaknya. Rata-rata peserta menuliskan bahwa para orang tua ingin anak mereka bisa melanjutkan sekolah dan mendapat pendidikan yang lebih baik supaya menjadi orang sukses dan membanggakan orangtua.
Menjelang akhir sesi, fasilitator menjelaskan materi tentang ketahanan keluarga termasuk didalamnya terkait bentuk pengasuhan yang baik. Nurmawati staf Divisi Pengorganisasian masyarakat Rifka Annisa WCC, selaku fasilitator menjelaskan bahwa peran dan dukungan keluarga, terutama orangtua sangat berperan besar dalam perkembangan anak. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang harmonis dan terhindar dari kekerasan akan membuat anak lebih nyaman untuk tinggal dirumah dan menghabiskan waktu dengan keluarga dibandingkan bermain bersama teman-teman mereka. Bentuk komunikasi baik yang dibangun oleh orang tua cenderung akan membuat anak lebih terbuka dan percaya kepada orangtua. Dengan dukungan penuh dari orangtua, anak akan lebih termotivasi untuk melanjutkan pendidikan mereka.